Faisal Basri Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI di Bawah 5 Persen di 2024

Faisal Basri memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak capai 5 persen tahun ini imbas Pemilu 2024.

Oketime - Jakarta, Ekonom Senior Indef Faisal Basri memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan menyentuh level 5 persen pada 2024 ini.

"Pertumbuhan ekonomi RI di bawah 5 persen (untuk 2024)," ucapnya di Hotel Manhattan, Jakarta, Senin (5/2).

Menurut Faisal hal itu bisa terjadi lantaran sebagian besar investor masih akan mencermati berlangsungnya Pemilu 2024.

Ia juga menilai kondisi ini wajar. Sebab, dalam transisi pemerintahan baru tentu bakal ada transisi kebijakan juga. Fenomena ini pun bisa membuat investasi yang masuk ke Indonesia turun.

"Siklus di tahun Pemilu, pertumbuhan investasi turun, ini sudah terjadi sejak tahun lalu, karena investor menunggu pemerintahan yang baru," terang Faisal.

Di satu sisi, Faisal menuturkan investor juga menunggu apakah presiden terpilih nanti akan melanjutkan sejumlah proyek Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini, salah satunya Ibu Kota Negara Nusantara (IKN).

Oleh karena itu, ia mengatakan target pemerintah pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen terlalu tinggi.

"Ya wajar, jadi menurut saya ketinggian kalau (proyeksinya) 5 persen," kata dia.
Lihat Juga :

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,2 persen di tahun ini. Menurutnya, Indonesia bisa menjadi titik terang di tengah ketidakpastian global.

"Tahun ini masih 5,2 (persen) masih optimis. Walaupun cuaca hujan dan agak-agak gelap tapi Indonesia terang sendiri," katanya di Kantor Kemenko Perekonomian.

Sementara terkait, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05 persen sepanjang 2023, ia menyebut masih lebih baik dibandingkan prakiraan consensus forecast sebesar 5,03 persen.

Dari segi spasial, struktur ekonomi masih didominasi di Jawa dengan presentasi kontribusinya sebesar 57,05 persen. Namun, kontribusi spasial mengalami peningkatan terutama di Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.

Secara khusus, ia menyoroti pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang mencapai 20,49 persen dan Sulawesi Tengah sebesar 11,91 persen.

"Maluku Utara maupun Sulawesi Tengah ini ditopang oleh hilirisasi daripada logam ataupun nikel," katanya. (Tk/cnnindonesia.com)